Langsung ke konten utama

PENCIBIRAN TERHADAP PROSPEK SANTRI


Berawal dari sebuah mata kuliah, seorang dosen pernah mengemukakan pendapatnya tentang pesantren. Menurut beliau pesantren hanyalah tempat dimana para santri hanya dituntut untuk mengabdi, memasak didapur, merawat putra-putri kyai dan tidak pernah mengikuti pembelajaran yang ada di pesantren. Beliau melanjutkan bahwasannya hal itulah yang menyebabkan santri tidak berguna bagi kehidupan sosial sehingga kurangnya campur tangan santri dalam kancah sosial. Bahkan seusai mondok, tidak ada sesuatu hal yang besar dan bernilai bagi negara yang bisa dilakukannya.
Pesantren yang dahulu menjadi benteng kuat bagi Indonesia dalam meraih kemerdekaan dan juga menjadi tempat awal pendidikan di Indonesia, justru dijadikan obyek utama pencibiran saat dunia semakin berkembang. Padahal jika dikaji lebih dalam, banyak para petinggi negara, pejabat-pejabat yang mempunyai latar belakang pesantren bahkan orang pertama Indonesia sendiri juga berlatar belakang pesantren.
Dalam sebuah tulisannya, Prof. Azyumardi Azra mengungkapkan bahwa pesantren telah berperan besar dalam era kebangkitan Islam di Indonesia seperti terlihat dalam dua dekade terakhir ini. Sedangkan saat ini, tak jarang kita temui pesantren-pesantren yang telah berkembang bahkan telah mengikuti perkembangan zaman meski model pendidikan salaf atau kuno masih tetap dipertahankan. Dalam hal ini, mau tidak mau kita juga harus membandingkannya dengan mahasiswa yang dianggap lebih mampu dalam kancah sosial.
Jika kita telusuri, banyak mahasiswa yang berasal dari pondok pesantren justru lebih unggul dari pada mahasiswa yang tidak berasal dari pesantren. Bisa dikatakan pula bahwasannya santri yang menghabiskan hari-harinya dipondok, justru lebih intensif untuk memperoleh pengajaran sehingga keilmuan mereka lebih merasuk dalam jiwa.
Pada dasarnya tetap tergantung pada pribadi masing-masing. Dimanapun para pelajar itu belajar namun juga tidak dipungkiri bahwasannya teman, tempat serta pengajar juga menjadi factor yang mempengaruhi para pelajar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kalimat pakon lan panyuwun

Materi mata pelajaran Bahasa Jawa hari ini, *Ukara pakon lan panyuwun*. Dalam bahasa Indonesia kalimat pakon disebut dengan kalimat perintah sedangkan kalimat panyuwun disebut dengan kalimat permintaan.  tulodho (contoh): 1. kalimat pakon ♢buk, pendetna buku! 2. kalimat panyuwun ♢dik, nyuwun permene!

Ha' Saktah

Masih terkait dengan Ilmu Falak yakni hadits tentang perintah untuk melaksanakan salat yang berbunyi: عن ﺟﺎ بربن عبد الله: أن النبي صلى الله عليه وسلم جاءه جبريل عليه السلام فقال له: (قم فصله) فصلى الظهر حين زالت الشمس. “Dari Jabir bin Abdullah r.a berkata telah datang kepada Nabi SAW. Jibril a.s lalu berkata kepadanya bangunlah, lalu bersembahyanglah kemudian Nabi shalat Dzuhur dikala matahari tergelincir. Ustadz Imam Zarkasyi mengatakan didalam bukunya bahwasannya terdapat cara-cara dalam melafadzkan waqaf, diantaranya terdapat 11 macam waqaf. salah satunya yaitu jika kalimatnya dari fi'lu al-mu'tal al-mahdzuf akhiruhu. maka ketika waqaf dapat dibaca dengan menambahkan huruf ha' saktah  (هاء السكتة).  contoh: كلاّ لئن لم ينتهِ   dibaca   كلاّ لئن لم ينتهِهْ فلذلك فادعُ   dibaca    فلذلك فادعُهْ Saktah ialah diam sejenak sambil menahan nafas. Yang dimaksudkan dengan Ha-Saktah adalah ha` zaid (tambahan), yang didatangkan pada akhir kata den

TELESKOP

teleskop refraktor TELESKOP Teleskop merupakan sebuah alat yang digunakan untuk meneropong benda dengan mengumpulkan cahaya dan memfokuskannya sehingga dapat terlihat. Teleskop berfungsi untuk memperbesar ukuran sudut benda dan kecerahannya. Semakin besar diameter teleskop maka lebih banyak cahaya yang bisa dikumpulkannya. Perbandingan antara panjang dengan diameter teleskop disebut dengan F Number. Misalnya teleskop dengan diameter 10 cm dengan panjang focus 1 m (1000 cm) maka perbandingannya adalah 1000/10. Sehingga nilainya adalah F100. F100 berarti semakin kecil F number, semakin besar tingkat kecerangan teleskop. Selain mampu untuk memperbesar benda, teleskop juga mampu memisahkan obyek. Pemisahan obyek yang dilakukan oleh teleskop adalah terhadap bintang ganda. Dimana sebagaimana manusia beserta bumi seisinya yang mempunyai pasangan, ternyata secara samar, bintang juga mempunyai pasangannya sendiri-sendiri dan hal ini bisa dilihat dari bumi dengan menggunakan teleskop dengan