Langsung ke konten utama

BENARKAH POLIGAMI SUNNAH RASUL???


Poligami merupakan sunnah Rasulullah. Sebuah kalimat yang biasa terdengar dan dijadikan alasan untuk melakukan poligami. Namun, Praktek poligami yang terjadi saat ini dengan poligami masa Rasulullah terkesan berbeda dimana poligami dimasa Rasulullah, bertujuan untuk membantu mereka yang tertindas. Janda-janda yang membutuhkan perlindungan. Sedangkan praktik poligami yang berlaku saat ini, sepertinya lebih terkesan sebagai pemuas nafsu dimana saat seorang suami tidak mendapatkan kepuasan dengan istri yang sah baginya, maka seorang suami yang tidak kuat menahan nafsunya, pasti akan jajan diluar.
Selain itu, poligami merupakan dampak dari perselingkuhan karena seorang suami yang melakukan pernikahan kedua, pasti pernah menghubungi wanita yang akan menjadi istrinya yang kedua. Dan apakah hubungan yang dilakukan sang suami dengan sang istri kedua tersebut dengan sepengetahuan sang istri pertama?
Pertanyaan ini bisa saja dijawab: “oh, tentu. Saya selalu berdiskusi dengan istri saya tentang semua hal yang akan, telah dan sedang saya lakukan…”.
(Silahkan pembaca membuat jawabannya sendiri)
Poligami juga akan terjadi berawal dari sebuah kebohongan. Setidaknya, kata ini masih berkaitan dengan pertanyaan diatas.
Nah, setelah poligami tersebut berlangsung. Apakah tidak akan terjadi sebuah tindakan dholim yang dilakukan oleh salah satu dari ketiga mempelai….? Anak-anak yang telah terlahirkan?
Sebuah tindakan harus dilakukan dengan setiap pertimbangan. Bukan kemaslahatan sang suami saja namun seharusnya poligami tersebut dilakukan demi kemaslahatan istri dan juga putra-putri yang terlahirkan. Sehingga praktik poligami tersebut benar-benar dilakukan berdasarkan sunah Rasulullah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kalimat pakon lan panyuwun

Materi mata pelajaran Bahasa Jawa hari ini, *Ukara pakon lan panyuwun*. Dalam bahasa Indonesia kalimat pakon disebut dengan kalimat perintah sedangkan kalimat panyuwun disebut dengan kalimat permintaan.  tulodho (contoh): 1. kalimat pakon ♢buk, pendetna buku! 2. kalimat panyuwun ♢dik, nyuwun permene!

Ha' Saktah

Masih terkait dengan Ilmu Falak yakni hadits tentang perintah untuk melaksanakan salat yang berbunyi: عن ﺟﺎ بربن عبد الله: أن النبي صلى الله عليه وسلم جاءه جبريل عليه السلام فقال له: (قم فصله) فصلى الظهر حين زالت الشمس. “Dari Jabir bin Abdullah r.a berkata telah datang kepada Nabi SAW. Jibril a.s lalu berkata kepadanya bangunlah, lalu bersembahyanglah kemudian Nabi shalat Dzuhur dikala matahari tergelincir. Ustadz Imam Zarkasyi mengatakan didalam bukunya bahwasannya terdapat cara-cara dalam melafadzkan waqaf, diantaranya terdapat 11 macam waqaf. salah satunya yaitu jika kalimatnya dari fi'lu al-mu'tal al-mahdzuf akhiruhu. maka ketika waqaf dapat dibaca dengan menambahkan huruf ha' saktah  (هاء السكتة).  contoh: كلاّ لئن لم ينتهِ   dibaca   كلاّ لئن لم ينتهِهْ فلذلك فادعُ   dibaca    فلذلك فادعُهْ Saktah ialah diam sejenak sambil menahan nafas. Yang dimaksudkan dengan Ha-Saktah adalah ha` zaid (tambahan), yang didatangkan pada akhir kata den

TELESKOP

teleskop refraktor TELESKOP Teleskop merupakan sebuah alat yang digunakan untuk meneropong benda dengan mengumpulkan cahaya dan memfokuskannya sehingga dapat terlihat. Teleskop berfungsi untuk memperbesar ukuran sudut benda dan kecerahannya. Semakin besar diameter teleskop maka lebih banyak cahaya yang bisa dikumpulkannya. Perbandingan antara panjang dengan diameter teleskop disebut dengan F Number. Misalnya teleskop dengan diameter 10 cm dengan panjang focus 1 m (1000 cm) maka perbandingannya adalah 1000/10. Sehingga nilainya adalah F100. F100 berarti semakin kecil F number, semakin besar tingkat kecerangan teleskop. Selain mampu untuk memperbesar benda, teleskop juga mampu memisahkan obyek. Pemisahan obyek yang dilakukan oleh teleskop adalah terhadap bintang ganda. Dimana sebagaimana manusia beserta bumi seisinya yang mempunyai pasangan, ternyata secara samar, bintang juga mempunyai pasangannya sendiri-sendiri dan hal ini bisa dilihat dari bumi dengan menggunakan teleskop dengan