FATIMAH AZ-ZAHRA BINTI RASULULLAH SAW


“Ya Allah, kecilkanlah jiwaku di mataku dan tampakkanlah keagungan-Mu kepadaku. Ya Allah, sibukkanlah aku dengan tugas yang aku pikul saat Engkau menciptakanku, dan jangan Engkau sibukkan aku dengan hal-hal yang lain.”
Doa Fatimah Az-Zahra
Fatimah adalah putri Rasulullah saw. Beliau lahir pada tanggal 20 Jumadil Akhir di Makkah pada tahun kelima setelah kerasulan beliau. Beliau di tinggalkan meninggal dunia oleh ibunya pada tahun ke-11 H, lima tahun setelah kematian Rasulullah. Tepat, 14 Jumadil’Ula 11 hijriah (632 M), jenazah suci Az Zahra As dimakamkan di tengah kegelapan malam. Imam Ali As dan kedua putranya—Alhusein dan Alhasan—serta beberapa sahabat terdekat, secara sembunyi-sembunyi menguburkan jenazah putri Muhammad SAW. Kejadian itu sungguh menyedihkan dan hingga kini masih meninggalkan misteri dalam sejarah Islam.[1]
Fatimah Az-zahra tidak pernah lepas dari wudhu seperti yang diajarkan ayahnya. dia juga satu-satunya wanita yang tidak mengalami haid (datang bulan) dan Nifas waktu melahirkan. Meskipun seorang putri Rasulullah saw, namun kehidupan beliau tetap serba kekurangan. Meski demikian, beliau terkenal dengan kelembutan dan sifat kasih-sayangnya. Dalam sejarah tercatat bahwa setiap fakir miskin yang membutuhkan bantuan, akan datang ke rumah beliau saat semua pintu telah tertutup.
Dunia merupakan lahan untuk hasil panen kehidupan kelak. Seperti itulah yang tertanam dalam jiwanya. Meskipun Fatimah az-zahra terkenal dengan kekhusyuannya dalam beribadah, namun beliau juga terkenal dengan sikap tanggapnya terhadap rumah tangga, dunia social dan pendidikan.
Kisah Cinta Fatimah az-Zahra dengan Ali bin Abi Thalib
Seorang ksatria yang tangguh, keponakan Rasulullah. Teman masa kecil Fatimah Az-Zahra tersebut, secara diam-diam telah menyimpan perasaan kekaguman yang mendalam terhadap putri Rasulullah. Meski demikian, tak pernah ada keberanian padanya untuk mengutarakan keinginannya untuk mempersunting putri Rasulullah tersebut. Hingga akhirnya, Ali bin Abi Thalib mendengar bahwa wanita terkasihnya tersebut telah disunting oleh Abu Bakar as-Shiddiq.
Harapannya pupus. Ali sadar bahwa dia tidaklah sebanding dengan sahabat karib rasulullah tersebut. Namun ternyata, Rasulullah tidak menerima suntingan Abu Bakar.
Kabahagiaan kembali menghiasi hari-hari Ali bin Abi Thalib. Harapan kembali tumbuh namun tiba-tiba terdengar lagi kabar bahwa Umar bin Khattab al-faruq juga melamar Fatimah az-zahra. Namun beberapa saat lamanya, lamaran tersebut ditolak.
        Kemudian Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima) mahar tersebut.”
Kemudian Rasulullah saw. mendoakan keduanya: “Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak.”


[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Fatimah_az-Zahra

Komentar

HEAVEN

MANAJEMEN KONTEMPORER

PENCEGAHAN DAN PEMBATALAN PERKAWINAN

GERAK PRESESI DAN GERAK NUTASI SUMBU BUMI