Langsung ke konten utama

IKHLAS II



Ikhlas itu perkara yang sulit
Berkata Ghazali rahimahullah: “telah tersingkap bagi para pemilik hati yang disinari dengan cahaya iman dan cahaya Alquran bahwasanya tidak akan mungkin seseorang mencapai kebahagian kecuali dengan ilmu dan ibadah, dan seluruh manusia adalah binasa kecuali oorang-orang yang berilmu, sementara seluruh orang yang berilmu akan binasa kecual yang mengamalkannya, semua orang yang mengamalkan ilmunya akan binasa kecuali yang orang –orang yang ikhlas, sementara orang-orang yang ikhlas pun dalam keadaan bahaya yang selalu mengikutinya.
Maka amalan tanpa ikhlas hanyalah keletihan belaka, dan niat jika tidak diringi ikhlas itulah namanya riya, yang setara dengan kemunafikan, setingkat dengan kemaksiatan, sementara keihlasan tanpa kejujuran adalah sia-sia, padahal Allah telah berfirman: “maka kami datangkan mereka dengan apa-apa yang telah mereka lakukan , kemudia kami jadikan amalan mereka sia-sia bagikan debu yang berterbangan”.QS: Alfurqan: 23.
Aduhai…bagaimana mungkin seseorang dapat memperbaiki niat jika dia tidak mengetahui apa itu niat? bagaimana mungkin sesorang dapat ikhlas jika dia tidak mengenal apa itu ikhlas? Bagaimana mungkin seserang berusah menjadi jujur jika dia tidak paham apa itu kejujuran? Maka kewajiban perrtama bagi seseorang yang inggin melakukan ketaatan kepada Allah agar dia belajar apa itu niat terlebih dahulu agar dia memahami, kemudian hendaklah dia berupaya meluruskannya dengan amal setelah mengetahui hakikat jujur dan ikhlas yang keduanya adalah sarana hamba untuk meraih keselamatan dan keikhlasan”. Al-Ihya 4/315.
Berkata Sahal bin Abdullah at-Tusturi rahimahullah:” niat adalah keikhlasan, sebagaimana sesuatu yang zahir dihukumi dengan amal yang ditampakkan maka yang tersembunyi pun akan dihukumi dengan niat, maka barang siapa yang tidak mengenal apa itu niat dia tidak mengenal agamanya, barang-siapa yang menyia-nyiakan niatnya maka dia adalah orang yang kebingungan, dan tidaklah seseorang mencapai hakikat niat sehingga Allah memasukkan dirinya kedalam golongan orang-orang yang jujur”.
Berkata Yahya bin Katsir rahimahullah:”Belajarlah tentang niat maka dia lebih utama daripada amal”.
Berkata Ayyub Assakhtiyani rahimahullah:” Meluruskan niat bagi para ahli ibadah lebih sulit dari segala bentuk amalan.
Berkata Atsauri:” Adalah mereka (para salaf) lebih dahulu mempelajari niat untuk beramal sebagaimana mereka belajar bagaimana beramal, beliau berkata:” Tidak pernah aku merasakan ada yang lebih sulit daripada meluruskan niatku yang selalu berubah rubah”.
Berkata Sufyan bin Uyainah rahimahullah:” ada seorang ulama yang berkata:” Ada dua hal aku berusaha untuk mengobatinya sejak tiga puluh tahun: yaitu meninggalkan ambisi antara diriku dengan manusia dan mengikhlaskan amal untul Allah subhanahu wa ta’ala”.
Ditanyakan kepada Sahal bin Abdullah at-tusturi rahimahullah:” Apa yang paling sulit bagi jiwa? Dia menjawab:” Ikhlas, sebab ikhlas menghilangkan segala tendensi diri. Ihya 3/331.
Subhanallah

Ya Allah karuniakanlah kepada kami hati yang senantiasa ikhlas,bersabar dan bersyukur

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kalimat pakon lan panyuwun

Materi mata pelajaran Bahasa Jawa hari ini, *Ukara pakon lan panyuwun*. Dalam bahasa Indonesia kalimat pakon disebut dengan kalimat perintah sedangkan kalimat panyuwun disebut dengan kalimat permintaan.  tulodho (contoh): 1. kalimat pakon ♢buk, pendetna buku! 2. kalimat panyuwun ♢dik, nyuwun permene!

Ha' Saktah

Masih terkait dengan Ilmu Falak yakni hadits tentang perintah untuk melaksanakan salat yang berbunyi: عن ﺟﺎ بربن عبد الله: أن النبي صلى الله عليه وسلم جاءه جبريل عليه السلام فقال له: (قم فصله) فصلى الظهر حين زالت الشمس. “Dari Jabir bin Abdullah r.a berkata telah datang kepada Nabi SAW. Jibril a.s lalu berkata kepadanya bangunlah, lalu bersembahyanglah kemudian Nabi shalat Dzuhur dikala matahari tergelincir. Ustadz Imam Zarkasyi mengatakan didalam bukunya bahwasannya terdapat cara-cara dalam melafadzkan waqaf, diantaranya terdapat 11 macam waqaf. salah satunya yaitu jika kalimatnya dari fi'lu al-mu'tal al-mahdzuf akhiruhu. maka ketika waqaf dapat dibaca dengan menambahkan huruf ha' saktah  (هاء السكتة).  contoh: كلاّ لئن لم ينتهِ   dibaca   كلاّ لئن لم ينتهِهْ فلذلك فادعُ   dibaca    فلذلك فادعُهْ Saktah ialah diam sejenak sambil menahan nafas. Yang dimaksudkan dengan Ha-Saktah adalah ha` zaid (tambahan), yang didatangkan pada akhir kata den

TELESKOP

teleskop refraktor TELESKOP Teleskop merupakan sebuah alat yang digunakan untuk meneropong benda dengan mengumpulkan cahaya dan memfokuskannya sehingga dapat terlihat. Teleskop berfungsi untuk memperbesar ukuran sudut benda dan kecerahannya. Semakin besar diameter teleskop maka lebih banyak cahaya yang bisa dikumpulkannya. Perbandingan antara panjang dengan diameter teleskop disebut dengan F Number. Misalnya teleskop dengan diameter 10 cm dengan panjang focus 1 m (1000 cm) maka perbandingannya adalah 1000/10. Sehingga nilainya adalah F100. F100 berarti semakin kecil F number, semakin besar tingkat kecerangan teleskop. Selain mampu untuk memperbesar benda, teleskop juga mampu memisahkan obyek. Pemisahan obyek yang dilakukan oleh teleskop adalah terhadap bintang ganda. Dimana sebagaimana manusia beserta bumi seisinya yang mempunyai pasangan, ternyata secara samar, bintang juga mempunyai pasangannya sendiri-sendiri dan hal ini bisa dilihat dari bumi dengan menggunakan teleskop dengan