Kelahiran sang Nabi menampakkan kesucian diri.
Alangkah indah permulaannya juga indah penghabisannya.
Hari kelahiran Rasulullah saat ada firasat bangsa Persia
Bahwa ada peringatan kepada
mereka datangnya bencana dan siksa.
Saat menjelang malam tiba istana kisra hancur terbelah.
Sebagaimana kumpulan sahabat
kisra tiada menyatu terpecah belah.
Api sesembahan padam karena duka yang mencekam.
Sungai eufrat tak mengalir, muram
karena susah yang amat dalam.
Penduduk negeri sawah resah duka saat danaunya kering keronta.
Pengambil air kembali
dengan tangan hampa kecewa ketika terjerat rasa dahaga.
Seakan-akan pada api nan membara terdapat cairan air karena duka.
Dan pada air nan sejuk
segar api yang membakar.
Para jin menjerit, suara cahaya membumbung keangkasa.
Kebenaran tampak nyata dari
makna maupun kata.
Mereka buta dan tuli tak dengar hingga kabar gembira tiada didengar.
Begitu juga
kilatan peringatan sama sekali tak terhiraukan.
Para rahib mereka telah kabarkan berita.
Bahwa agama mereka melenceng dan takkan
bertahan lama.
Setelah mereka menyaksikan bintang-bintang diufuk berjatuhan.
Bersamaan dibumi ada
kejadian berhala-berhala runtuh bergelimpangan
Hingga lenyap setan berlari terbirit-birit dari pintu langit jalan wahyu ilahi.
Mereka
lari mengikuti setan nan berlari tak henti.
Mereka berlarian laksana lasykar raja Abrahah.
Atau bak pasukan yang dihujani kerikil oleh tangan Rasul
Batu yang nabi lemparkan setelah bertasbih dalam genggaman.
Bak terlemparnya nabi
Yunus dari perut ikan paus.
Komentar
Posting Komentar