1. KH. AHMAD GHOZALI
Beliau lahir di daerah Bojong Herang, cianjur, jawa barat pada tahun 1935. Dalam perjalanan hidupnya, beliau menjual taucho milik ayahnya. Meski menjajakan dagangan ayahnya yang sudah terkenal, beliau tidak memanfaatkan kemasyhuran ayahandanya untuk mensukseskan karirnya.
Pada tahun 1942, beliau mulai memasuki sekolah rakyat (setingkat SD) di kota kelahirannya sampai tahun 1947. Hingga seusai tsanawiyah, beliau melanjutkan ke mu’allimin di pesantren persis pajagalan. Yang kemudian tinggal di rumah E. Abdurrahman dan diamanati untuk menjaga dan merawat perpustakaan KH. E. Abdurrahman. Saat berada bersama KH. Abdurrahman ini, beliau sering mengamati dan melihat penelitian dan kajian yang dilakukan oleh para santri secara langsung, namun diantara penelitian yang ada, beliau lebih tertarik pada penelitian ilmu hisab.
Serampungnya dari muallimin, beliau melanjutkan jejak hidupnya dengan berbagai pengabdian.
2. KH. TURAICHAN ADJHURI ASY-SYAROFI
Beliau lahir di Kudus pada 10 maret 1915. Beliau seorang ‘alim ulama’ yang hanya belajar di pendidikan formal selama 3 tahun yaitu di Pondok Pesantren Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus. Karena beliau dianggap lebih unggul dariu pada santri-santri yang lain, akhirnya beliau diminta untuk membantu pelaksanaan belajar mengajar dipondok tersebut. Meski demikian, beliau tetap menyempatkan waktunya untuk belajar bersama ulama’ lain secara nonformal.
Beliau mulai menekuni keilmuan falak sejak mengajar di pondok TBS tersebut hingga sangat mahir dalam bidang ini.
Beliau juga pernah menjabat sebagai Lajnah Falakiyah PBNU.
3. KH. AHMAD DAHLAN
Beliau lahir di daerah Kauman, Yogjakarta pada tahun 1868 M/ 1285 H yang terkenal dengan nama Darwis pada masa kecilnya dan wafat pada tahun 1923 M.
Dalam kajian ilmu falak, beliau merupakan pembaharu yang merubah arah kiblat dari arah barat tepat menjadi miring 24 derajat, hal ini sesuai dengan perhitungan yang merupakan ijtihadnya. Selain itu, dalam ilmu falak beliau juga mendasarkan awal bulan puasa dan bulan syawal juga dengan hisab (perhitungan).
4. KH. AHMAD BADAWI
Beliau lahir pada tanggal 5 februari 1902 M dan wafat pada hari jum’at, 25 april 1969. Seusai mendapat pendidikan formal, beliau mempunyai keahlian dalam bidang fiqih, hadits dan ilmu falak. Karya beliau dalam ilmu falak diantaranya Jadwal Waktu Shalat Selama-lamanya, Tjara Menghitung Hisab Haqiqi Tahun 1361H, Hisab Haqiqi dan Gerhana Bulan.
Beliau juga pernah menjadi pimpinan pusat Muhammadiyah pada tahun 1962-1965.
5. SYEH DJAMIL DJAMBEK
Beliau lahir pada 4 januari 1863 di Kurai Bukittinggi. Selain dikenal sebagai tokoh ilmu falak, beliau juga dikenal sebagai ulama pelopor pembaharuan islam di Sumatera barat.
Beliau belajar di arab dan mendapatkan banyak keilmuan tentang tarekat disana hingga memperoleh ijazah tarekat naqsabandiyah. Namun dari sekian banyak segi keilmuan, ilmu falak yang mampu mempopulerkan namanya di dunia ilmu.
6. SA’ADOEDIN DJAMBEK
Beliau lahir di Bukittinggi, 24 Maret 1911 M dan wafat 22 November 1977. Beliau merupakan seorang guru serta ahli hisab dan rukyat putra dari Syeh Muhammad Djamil Djambek (1860 – 1947) dari Minangkabau. Beliau belajar di Holland Inlandshc School (HIS). Kemudian melanjutkan di sekolah guru dan ahirnya menjadi guru di Palembang dan karena keinginannya untuk melanjutkan studinya, beliau kemudian pindah ke Jakarta dan mengajar di daerah tersebut.
Setelah ia bekerja di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Djakarta, ia mulai tertarik dengan Ilmu Hisab dan belajar dengan Syeh Taher Jalaludin. Hasil pembelajaran Syeh Taher Djalaludin cukup membekas di hati Sa’adoedin Djambek hingga membentuk keahliannya di bidang hitung-menghitung penanggalan. Untuk meningkatkan pengetahuannya, beliau menambah ilmu ke Legere akte Ilmu Pasti di Jogjakarta serta mengikuti kuliah ilmu pasti alam dan astronomi di FIPIA (Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam) di Bandung. Sedangkan dalam ilmu pasti dan ilmu falak, beliau kembangkan dengan tugas-tugas yang beliau dapatkan. Dan ahirnya beliau menjadi lector kepala dalam mata kuliah ilmu pasti di Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) Sumatera Barat.
Setelah Mumpuni keilmuannya, ahirnya beliau menjadi dosen tidak tetap dalam mata kuliah Ilmu Falak di fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijogo, Yogjakarta.
7. WARDAN DIPONINGRAT, KRT.
Beliau lahir pada 19 mei 1911 Yogjakarta dan meninggal dunia pada 3 februari 1991. Ayahnya adalah kyai Muhammad Sa’idu seorang penghulu keraton Yogjakarta. Beliau sekolah di sekolah Keputran yaitu sekolah yang hanya diperuntukkan untuk keluarga keraton dan Standard School Moehammadiyah di Suronatan. Kemudian beliau melanjutkan ke sekolah Mu’allimin. Beliau juga pernah belajar di tanah Arab namun karena persoalan biaya ahirnya beliau pindah ke Pondok Pesantren Jamsaren, Solo. Dalam pembelajarannya di pondok beliau juga menyempatkan diri belajar bahasa Belanda. Dan kemudian sebagaimana ahli falak yang lain, beliau juga mengajar disebuah sekolah.
Diahir perjalanan hidupnya, beliau telah menjadi tenaga pengajar di beberapa perguruan tinggi negeri dan karena kepiawaiannya dalam bidang falak, beliau juga diangkat sebagai anggota Badan Hisab Rukyat Departemen Agama RI.
Beliau merupakan tokoh penggagas konsep Wujudul Hilal. Dan diantara karyanya dalam ilmu falak yaitu Umdatul Hasib, Persoalan hisab dan rukyat dalam menentukan permulaan bulan, Hisab dan falak, dan hisab ‘urfi dan hakiki.
8. BIDRAN HADIE, H.M
Beliau lahir di Kauman, Yogjakarta pada tahun 1925 dan wafat pada 28 november 1994. Beliau belajar di SR dan melanjutkan di Universitas Islam Indonesia. Beliau dikabarkan termasuk salah satu penggagas Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan juga penggagas Lembaga Astronomi Himpunan Mahasiswa Islam (LAHMI).
Karena keilmuannya dalam bidang falak ahirnya beliau diangkat sebagai anggotabagian Hisab Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan juga anggota Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama RI.
9. ABDUR RAHIM
Beliau lahir di Panarukan pada tanggal 3 februari 1935. Beliau kuliah di UIN Sunan Kalijogo dan menjadi asisten dosen dari Sa’adoedin Djambek dalam mata kuliah ilmu falak dan diangkat sebagai dosen tetap dalam mata kuliah tafsir sesuai dengan jurusannya. Dalam bidang ilmu falak, beliau diangkat menjadi anggota lembaga hisab rukyat. Karena karirnya dalam ilmu falak, ahirnya beliau diserahi tugas Sa’adoedin Djambek di Badan Hisab Rukyat Departemen Agama RI.
10. BASITH WAHID
Beliau lahir di Yogjakarta pada 12 desember 1925. Keilmuannya dalam bidang falak, diperolehnya dari beberapa gurunya yang ahirnya mengantarkannya menjadi ketua Badan Hisab tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan juga menjadi anggota Badan Hisab Rukyat Departemen Agama RI. Beliau aktif mempublikasikan ilmunya dalam bidang falak dalam beberapa tulisan di media masa.
Untuk pendalaman, silahkan klik URL ini (http://dewagratis.com/islam/rukyatulhilal/artikel/tokoh-falak-indonesia.html)
Komentar
Posting Komentar