Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Cerita Fiksi

keluarga kedua

Saat itu, usianya masih 21 tahun. Keinginannya belajar masih cukup kuat namun ketakutan ayahnya membuat dirinya harus menikah diusia dini. Ayahnya takut jika menolak lamaran dari seorang pemuda yang menurut beliau cukup memenuhi prasyarat diterimanya seseorang sebagai seorang suami, putrinya akan sulit untuk mendapatkan lelaki yang setara dengan laki-laki pertama itu lagi. Akhirnya dengan berat hati, fadhil tidak mengikuti saran bu nyainya untuk hafalan al-Qur’an. Meski demikian, bu nyai tetap berharap, Fadhil masih tetap mau menghafalkan al-qur’an meskipun tidak lagi hidup di pondok pesantren. Pernikahan itu semata-mata karena permintaan orang tuanya. Dia memang anak penurut. Setelah menuruti harapan orang tuanya untuk tidak kuliah, dan kini dia harus mengikuti keinginan orang tuanya untuk menikah dalam usianya yang masih belia. Belum terfikirkan olehnya seperti apakah menikah itu, apa kewajiban dia setelah menikah. Apa perubahan yang bakal harus dia lakukan. Untungnya pria yang

CERITA : AL-QUR’AN RISALAH CINTA

Selayak senja yang berharap datangnya sang mentari tuk membawanya pergi dari penjara suci. Tazkiya yang tak pernah kenal dengan dunia pesantren bahkan lebih suka dengan kesenangan duniawi ini ahirnya dipaksa ayahandanya untuk menghabiskan masa remaja di pesantren. Awalnya dia sangat kesulitan untuk beradaptasi di pesantren tersebut namun berkat kesabaran ketua pondok yang dijabat oleh neng Fadhila saat itu, ahirnya Tazkiya mampu melalui hari-harinya dipesantren dalam satu semester penuh. Saat ahir semester tiba, seusai haflah akhirussanah,  Tazkiya sesegera mungkin sowan ke dalem kyai Mahfudz bersama teman-temannya. Setelah sowan dia keluar meninggalkan pesantren dan menanti sopirnya di depan gerbang karena ayahnya tidak bisa menjemput hari itu. Berteman Rintik hujan sore itu , Tazkiya menanti mobil jemputan . Tiba-tiba seorang pemuda duduk berteduh disampingnya. Selama satu jam berlalu namun tak sepatah katapun keluar dari mulut mereka berdua, Tazkiya yang dahulu sangat agresif denga