Kehidupan ini merupakan sebuah perjalanan dimana dalam setiap perjalanan itu terdapat belokan maupun tikungan yang mempertemukan kita dengan berbagai macam panorama. Pepohonan, perbukitan, pegunungan, bahkan jurang yang curam. Namun meskipun dalam perjalanan tersebut seakan mustahil kita lalui, pada ahirnya, jika kita berhati-hati dan waspada, fokus dengan jalan yang kita lewati, atau mungkin harus beristirahat sejenak hanya untuk memulihkan energi, jalan yang terjal dan curam mampu terlewati.
tapi ini bukan tentang perjalanan, namun tentang KEHIDUPAN.
Dalam kisah Rasulullah saw, orang yang paling mulia dan orang yang sudah dijamin masuk surga, masih dihadapkan dengan berbagai macam cobaan hidup.
Maryam sang wanita mulia, di hadapkan dengan kehadiran janin dalam rahim tanpa seorang bapak.
Dalam Islam disebutkan bahwasannya menikah merupakan separo dari agama. Mengapa demikian????
Karena dalam kehidupan pernikahan, seseorang akan dihadapkan dengan berbagai macam hal yang jauh berbeda dengan kehidupan Pra-pernikahan. simpelnya, saat seseorang belum berumah tangga, dia hanya akan bertemu dan merawat apa yang ada dalam fikirannya. cukup pendapatnya yang menjadi tolak ukurnya dalam menjalani kehidupan.
Lain halnya dengan kehidupan berumah tangga. Ada dua kepala, suami-istri, atau tiga kepala, suami-istri-anak, atau empat kepala, suami-istri-anak-orang tua yang harus diseimbangkan dalam mengambil keputusan dalam berumah tangga.
Komentar
Posting Komentar