Memberi itu bukan masalah banyak atau sedikit, baru atau lama, enak atau tidak enak. namun memberi itu lebih ke seberapa berharganya sesuatu itu bagi seseorang. Saat sayur kemarin tidak nikmat bagimu, ternyata sangat lezat bagi mereka yang setiap harinya hanya bisa membeli beras. Pakaian yang lama namun layak pakai, yang sudah enggan kau gunakan ternyata sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan.
Dalam kehidupan didunia ini, sepintar-pintarnya kamu, sepandai-pandainya kamu, semandiri-mandirinya kamu, tetap saja kamu masih membutuhkan orang lain. Diakui maupun tidak diakui, selama masih bernafas, interaksi sosial masih tetap akan terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.
Antara penjual dan pembeli. Antara guru dengan murid. Antara Petani dan buruh tani. Antara siapapun yang hidup, pasti masih butuh interaksi dengan dunia disekelilinhnya.
Dalam berinteraksi dengan orang lain, tentu akan kita temui berbagai macam karakter manusia, yang baik, yang jahat, yang cantik, yang jelek, yang monoton, yang modern, yang tua, yang muda, yang intelek, yang agamis. Tentu kita tidak akan bisa sembunyi dari semua karakter orang tersebut.
Kita harus bisa bersanding dengan semua tipe-tipe yang ada. kita tidak boleh lari dari mereka karena tetap saja kita tidak bisa hidup tanpa mereka. cukup kita saring mana yang bisa benar-benar harus berpengaruh dalam hidup kita dan mana yang seharusnya tidak terlalu diberi ruang dalam kehidupan kita.
Namun kembali kita harus ingat bahwa Alloh tidak suka dengan hamba yang selalu berprasangka buruk terhadap saudaranya. dan pada hakekatnya prasangka buruk kita kepada hambanya berarti kita telah berprasangka buruk kepada penciptanya. sedangkan prasangka baik kita kepada hambanya berarti kita juga telah berprasangka baik pula terhadap penciptanya.
Karena pada dasarnya
Komentar
Posting Komentar