Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Ha' Saktah

Masih terkait dengan Ilmu Falak yakni hadits tentang perintah untuk melaksanakan salat yang berbunyi: عن ﺟﺎ بربن عبد الله: أن النبي صلى الله عليه وسلم جاءه جبريل عليه السلام فقال له: (قم فصله) فصلى الظهر حين زالت الشمس. “Dari Jabir bin Abdullah r.a berkata telah datang kepada Nabi SAW. Jibril a.s lalu berkata kepadanya bangunlah, lalu bersembahyanglah kemudian Nabi shalat Dzuhur dikala matahari tergelincir. Ustadz Imam Zarkasyi mengatakan didalam bukunya bahwasannya terdapat cara-cara dalam melafadzkan waqaf, diantaranya terdapat 11 macam waqaf. salah satunya yaitu jika kalimatnya dari fi'lu al-mu'tal al-mahdzuf akhiruhu. maka ketika waqaf dapat dibaca dengan menambahkan huruf ha' saktah  (هاء السكتة).  contoh: كلاّ لئن لم ينتهِ   dibaca   كلاّ لئن لم ينتهِهْ فلذلك فادعُ   dibaca    فلذلك فادعُهْ Saktah ialah diam sejenak sambil menahan nafas. Yang dimaksudkan dengan Ha-Saktah adalah ha` zaid (tambahan), yang didatangkan pada akhir kata den

Biografi KH. Zubair Umar Al-Jailani

Zubair Umar Al-Jailani adalah salah seorang ulama’ yang terkenal sebagai pakar ilmu falak. Beliau lahir di Padangan kecamatan Padangan kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Indonesia pada tanggal 16 September 1908 M. [1] Dalam mengarungi kehidupan, beliau tidak menetap di Bojonegoro melainkan tinggal di kota Salatiga, Jawa Tengah sampai wafat disana pada tanggal 10 desember 1990 M. [2] Sejak kecil, beliau telah mendapatkan pendidikan yang layak. Setelah lulus dari Madrasah Ulum (1916-1921), beliau melanjutkan pendidikannya di Pondok pesantren Termas Pacitan (1921-1925). [3] Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Simbang Kulon Pekalongan (1925-1926). Disini beliau belajar dengan Kyai Amir. [4] Setelah belajar di pondok pesantren Simbang Kulon Pekalongan, kemudian beliau melanjutkan studinya di Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang (1926-1929). Beliau terkenal sebagai santri yang cerdas. Pada saat itu, pondok pesantren Tebu Ireng Jombang masih diasuh oleh KH. Has

Dirimulah, bukan orang lain

Iri dan dengki. sepertinya telah berhasil mengobrak-abrik hati manusia sehingga tercipta permusuhan. memang, sesuatu yang kita lihat dari orang lain itu, seringkali tampak lebih indah daripada apa yang kita miliki. hanya saja, tak selamnay yang nampak indah itu, memang indah pada hakikatnya.  begitu juga dengan hati ini.  Sering saya berfikir, mengapa saya tidak bisa seperti dia. dia yang bla....bla....bla..... Hmm..... always.... Namun, hari ini. ehm... kemarin, tepatnya usai salat maghrib. Beberapa fenomena perjalanan hidup manusia, menyadarkan saya, bahwa semua dari kita memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain. Dan saat itu juga, dengan keras, kukatakan didepan teman-temanku.  "SAYA BANGGA MENJADI DIRI SAYA, SAYA BANGGA DAN SANGAT BANGGA TERHADAP DIRI SAYA" mungkin terkesan sombong, tapi pada hakikatnya bukanlah kesombongan yang tercipta melainkan keinginan untuk menjadi lebih baik lagi dari diri kita yang sebelumnya. bukan justru lebih bai

Petuah "BUnga"

Bunga mawar yang indah dan Harum baunya, ternyata mempunyai duri yang bisa menyakiti.  namun, masih disisi lain, terdapat beberapa jenis bunga yang lain, indah dipandang dan tidak memiliki duri yang kan menyakiti, namun tidak menebarkan aroma wangi tuk sekitar          . 

About Love

Cinta mengajarkan penderitaan dan penderitaan membuahkan kelemahan. namun saya lupa bahwa saya harus mengasihi orang lainNarayanSangkar@Mohabbatein The Movie  

Be The Best Before

Cara termudah untuk menghindar dari iri dan dengki yakni dengan terus berusaha menjadi lebih baik dari diri kita yang sebelumnya, bukan selalu membandingkan diri kita dengan orang lain.

Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut diseberang lautan tampak

Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut diseberang lautan tampak.  seperti itulah mungkin gambaran yang cocok untuk fenomena kehidupan yang satu ini. kesalahan yang ada dalam diri kita, seringkali terlupakan oleh kita namun saat orang lain tak sengaja melakukan kesalahan, cukup mudah tampak dipelupuk mata kita. sehingga tanpa sadar, kita telah melupakan segala kesalahan yang kita miliki dan membesar-besarkan kesalahan orang lain.  ehm... kadang juga mengkambing hitamkan orang lain atas kesalahan kita, tanpa sengaja juga kita lakukan. bukan karena tak tampak, hanya saja ketidakmauan kita untuk mengakui kesalahan kita, merupakan faktor pendorong imitasi tersebut.  intinya, memang tak mudah untuk hidup Ikhlas, Sabar dan Syukur, hanya saja berusaha untuk menjadi lebih baik, jauh lebih baik dari pada menampakkan bahwa diri kita baik. 

DASAR HUKUM WAKTU SALAT

1.    An-Nisa’: 103 # s Œ Î * s ù Þ O ç F ø Š Ÿ Ò s % n o 4 q n = ¢ Á 9 $ # ( # r 㠍 à 2 ø Œ $ $ s ù © ! $ # $ V J » u Š Ï % # Y Š q ã è è % u r 4 ’ n ? t ã u r ö N à 6 Î / q ã Z ã _ 4 # s Œ Î * s ù ö N ç G Y t R ù ' y J ô Û $ # ( # q ß J Š Ï % r ' s ù n o 4 q n = ¢ Á 9 $ # 4 ¨ b Î ) n o 4 q n = ¢ Á 9 $ # ô M t R % x . ’ n ? t ã š ú ü Ï Z Ï B ÷ s ß J ø 9 $ # $ Y 7 » t F Ï . $ Y ? q è % ö q ¨ B Ç Ê É Ì È    103. Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. 2.   Thaha: 130 ÷ Ž É 9 ô ¹ $ $ s ù 4 † n ? t ã $ t B t b q ä 9 q à ) t ƒ ô x Î m 7 y ™ u r Ï ‰ ô J p t ¿ 2 y 7 Î n / u ‘ Ÿ @ ö 6 s % Æ í q è = è Û Ä § ô J ¤ ± 9 $ # Ÿ @ ö 6 s % u r $ p k Í 5 r 㠍 ä î ( ô ` Ï B u r Ç ›